Minggu, 10 Mei 2015

5 MAKANAN KHAS MADIUN





1.Brem



Brem adalah salah satu makanan khas Madiun. Sentra industri rumah tangga brem terletak di desa Kaliabu - Caruban Madiun. Pengolahan brem masih tradisional, menggunakan tenaga manusia dan mesin sederhana.

Diantara para pengrajin brem ini adalah bapak Hardjo Ngasihan, yang menggeluti usaha ini meneruskan usaha dari ayah,kakek dan kakek buyutnya.

Proses pembuatan brem, dimulai dengan pembuatan tape dari beras ketan putih. 20 kg beras ketan putih kwalitas super, dicuci bersih dan direndam kurang lebih 4-6 jam. Setelah itu dicuci bersih dan ditiriskan. Beras ketan lalu ditanak dengan menggunakan kukusan ( bhs.jawa : dikekel ) selama 1 jam. Setelah dikekel, beras ketan dikaru dengan air panas dan ditanak lagi 1 jam.

Beras ketan yang sudah matang didinginkan dengan cara diangin-anginkan ( jawa : diler ) diatas tampah. Setelah dingin,beras ketan di taburi ragi sampai merata. Setiap 1 kg beras ketan, membutuhkan 1 biji ragi. Kemudian beras ketan dimasukkan ke dalam bak/ panci untuk diperam selama 8 hari. Setelah 8 hari beras ketan sudah menjadi tape. Selanjutnya adalah memeras tape, untuk mendapatkan air sarinya. Air perasan tape lalu direbus di atas api yang besar, sampai kental. Ampas tape diberi air secukupnya dan diperas lagi untuk mengeluarkan sari tape yang masih tersisa. Air perasan yang kedua ini,direbus secara terpisah, sampai kekentalannya sama dengan yang pertama, baru keduanya di campurkan. Air campuran ini direbus sampai lebih kental lagi,baru di masukkan ke dalam mesin pengaduk (mixer). Adonan di tambahkan soda kue sebanyak 2 sendok makan dan dimixer sampai putih dan pekat, +/- 30 menit.

Setelah adonan menjadi putih dan pekat, di tuang di atas loyang yang panjangnya +/- 4 meter dan lebarnya 60 cm. Adonan diaduk secara beraturan sepanjang loyang dan di lakukan berulang-ulang sampai adonan terasa agak kering. Pengadukan ini dimaksudkan untuk memadatkan brem. Lalu permukaan brem dihaluskan dengan menggunakan sebilah papan, digeser dari ujung satu ke ujung yang lain berkali-kali sampai halus. Setelah itu didiamkan semalam agar mongering barulah kemudian brem dipotong-potong menurut ukuran yang diinginkan lalu dijemur di bawah terik matahari, untuk menghilangkan kadar air yang masih tersisa. Setelah kering betul brem diangkat dan dikemas. Brem siap untuk di pasarkan.




2.Lempeng / krupuk Puli





Lempeng/krupuk puli, menjadi industri rumah tangga di daerah Madiun dan sekitarnya. Bahan dasarnya adalah beras,yang diproses menjadi puli terlebih dahulu.

Proses pembuatan puli,dimulai dengan menanak beras ( jawa: dikekel ) yang sudah dicuci bersih dan ditiriskan,+/- 30 menit. Sementara itu di panci yang lain,rebus air bersama bawawng putih yang sudah dihaluskan,garam dan bleng. Setelah mendidih,beras yang sudah kekel dimasukkan dalam panci dan diaduk rata, barulah kemudian ditanak sampai matang.

Setelah matang, dimasukkan ke dalam keranjang bambu ( jawa : rinjing ), ditumbuk menggunakan alu yang ujungnya dibungkus plastik agar tidak lengket. Setelah punel,puli dituang dalam cetakan berbentuk kotak, yang terbuat dari kayu. Puli dipadatkan dan permukaannya dihaluskan menggunakan plastik. Kemudian puli dikeluarkan dari cetakan dan diangin-anginkan semalam supaya dingin, untuk memudahkan pengirisan. Setelah dingin, puli diiris tipis secara horizontal, agar tebalnya sama, seperti cara mengiris daging untuk membuat dendeng. Sebelum mengiris,pisau dioles minyak terlebih dahulu, juga permukaan puli yang akan diiris. Ini dilakukan setiap kali akan membuat irisan baru, agar tidak lengket satu sama lain, sehingga mudah diambil saat akan menata di atas anyaman bambu untuk dijemur. Puli yang sudah selesai diiris dan ditata dijemur dibawah sinar matahari selama kurang lebih 2 hari.

Untuk menikmatinya, lempeng puli bisa langsung digoreng, tidak perlu dijemur lagi, agar tidak pecah.



3.MADUMONGSO






Madumongso Madumongso adalah camilan yang legit, cocok sebagai teman minum teh di sore hari. Bentuknya seperti dodol tapi teksturnya lebih kasar. Bahan dasarnya beras ketan hitam kualitas super yang harus dipoles ( jawa: disosoh ) terlebih dahulu, untuk menghilangkan kulit arinya yang kasar. Proses pembuatannya ada dua tahap. Yang pertama adalah membuat tape ketan hitam. Beras ketan hitam dicuci bersih dan ditiriskan. Rebus air didalam dandang sampai mendidih, lalu beras ketan hitam ditanak ( jawa : dikekel ) +/- 1 jam. Setelah itu dieler di tampah sampai dingin, kemudian ditaburi ragi sampai rata. Dimasukkan dalam panci yang dilapis daun pisang, lalu ditutup rapat, diperam selama 3 hari. Proses yang kedua, setelah tape matang, santan direbus dengan gula putih dan gula merah menggunakan wajan .Kalau sudah mendidih, tape dimasukkan, dimasak dan diaduk-aduk sampai asad.

 

4.Nasi Jotos Madiun






Nasi Jotos merupakan salah satu makanan khas di Kab Madiun dan sekitarnya.Mendengar namanya kita akan membayangkan tinju yang mengepal. Nama ini cukup unik tapi cocok dengan bentuknya yang terdiri dari nasi sebesar kepalan orang dewasa disertai lauk berupa telur, tempe atau tahu dan sambal dan beberapa aksesoris tambahan bisa berupa mie, atau bihun dengan pembungkus daun, sekarang umumnya memakai kertas sebagai pembungkusnya.


Nasi Jotos biasanya dijual di warung-warung di sore hari hingga malam hari dan merupakan tempat yang cukup familiar bagi warga Madiun untuk kongkow-kongkow di sore / malam hari. Kalau di daerah Jogja / Solo, tempat semacam ini biasa disebut dengan angkringan, dengan menu yang hampir sama tapi dengan sebutan yang berbeda : Nasi Kucing atau Sego Kucing. Kalau Dibungkus sejumput-kecil di Bali disebut nasi jinggo. Di Tegal orang bilang nasi ponggol, di Pati orang menyebut Nasi Gandul, di Pekalongan di sebut Nasi Megono. Di Cirebon dibungkus daun jati dengan nama nasi jamblang, atau yang dibungkus dengan daun pisang selagi hangat yang disebut dengan nasi timbel.
 

5.PECEL 




  Pecel adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka jenis sayuran. Asal kata dan daerah pecel belum diketahui secara pasti, tetapi dalam bahasa Jawa, pecel dapat diartikan sebagai 'tumbuk' atau 'dihancurkan dengan cara ditumbuk'. Pecel diperkirakan berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, karena bumbu sambal kacang yang digunakan dalam campuran pecel mirip dengan yang digunakan sebagai bumbu sate Ponorogo. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado yang dibedakan dengan campuran bahan dan tekstur bumbunya.




Pecel merupakan makanan yang terdiri dari sayur yang direbus dan lauk yang dihidangkan dengan alas yang berbeda seperti piring lidi yang disebut ingke, pincuk, atau tampah bambu sesuai ciri khas kota asal pecel. Sayuran yang dihidangkan antara lain kacang panjang, taoge, mentimun, daun singkong, dan daun kemangi. Bumbu sambal kacang yang disiramkan di atas pecel disebut sambal pecel yang terbuat dari campuran kencur, gula merah, garam, cabai, combrang, daun jeruk purut dan kacang tanah sangrai yang dicampur, ditumbuk, atau diulek.[1] Selain itu, ada pula yang menambahkan daun bawang putih dan asam jawa ke dalam campuran air hangat untuk mencairkan sambal pecel.


 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar